Jumat, 10 Desember 2010

Selasa, 09 Februari 2010

tune up mozzila

1. Buka firefox anda
2. Pada Address bar/URL bar ( kolom alamat ) ketik “ about:config ” ( tanda kutip tidak perlu di ketik )
3. Tekan Enter
4. Perhatikan firefox akan memberi peringatan pada anda agar berhati – hati dalam menggunakan vitur ini . Tekan tombol “ ya saya akan berhati-hati”
5. Apa yang anda lihat ?? ok anda melihat sebuah table yang berisi konfigurasi menu firefox , dimana anda akan mengubah parameters firefox sesuai dengan keperluan anda . Sekali lagi begitulah kelebihan open source software
6. Ubah parameter – parameter di bawah ini dan firefox konfigurasi menu akan mengubah nya secara otomatic jika anda mengklik kiri dua kali ( double click )
7. Ubah parameter – parameter di bawah ini :

• browser.tabs.showSingleWindowModePrefs – true
• network.http.max-connections – 48
• network.http.max-connections-per-server – 16
• network.http.max-persistent-connections-per-proxy – 8
• network.http.max-persistent-connections-per-server – 4
• network.http.pipelining – true
• network.http.pipelining.maxrequests – 100
• network.http.proxy.pipelining – true
• network.http.request.timeout – 300

8. Klik kanan di sembarang tempat pada konfigurasi table/List dan tambahkan ( add ) new integer. Beri nama nglayout.initialpaint.delay kemudian setting valuenya menjadi “0”





*catatan* (upami di nu no 7 poin 1 browser.tabs.showSingleWindowModePrefs – true .....teu aya,,,,sok clik kanan,,teras click kanan-new-boolean-*teras serat* browser.tabs.showSingleWindowModePrefs-ok-true)


(upami di no 7 poin terakhir network.http.request.timeout – 300 .....teu aya..sok click kanan deui-new-integer-*teras serat*network.http.request.timeout-ok-300)


selamat mencoba!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

semoga bermanfaat .......

Kamis, 07 Januari 2010

HIV aids ????????

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara.[4] Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.[5] Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.[5] Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.[6]
Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Terkadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).